BAHAN AJAR
“
KONFLIK, KEKERASAN DAN UPAYA PENYELESAIANNYA”
A. KONFLIK
1. Pengertian Konflik
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau
pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial
antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.
Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul
Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul
a. Pengertian Konflik menurut Ahli :
- Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan /atau kekerasan
- Gillin
and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi
karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan perilaku.
b.
Karakteristik Konflik
a.
Bersifat Inheren
Konflik
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keberadaan suatu masyarakat.Tidak
ada satu masyarakat pun yang bisa mencegah dan menghindari konflik social.
b.
Tidak Selamanya Berdampak Negatif
Konflik
tidak selalu harus dihindari karena tidak selamanya berdampak negative.
Berbagai konflik yang ringan dan terkendali ( dikenal dan ditanggulangi ) dapat
berpengaruh positif bagi individu maupun kelompok yang terlibat didalamnya.
c.
Potensi Perbedaan dapat Dikurangi
Konflik adalah sesuatu yang tidak
mungkin dihindarkan dari interaksi social, tetapi dapat diatasi dengan
mengurangi potensi perbedaan.Dalam interaksi social, individu bertemu dengan
banyak individu lainnya.
d.
Dilatarbelakangi oleh Perbedaan Ciri
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi social. Atau dengan kata lain, konflik pada umumnya adalah hasil dari
kemajemukan masyarakat. Oleh sebab itu, penanganan konflik seharusanya diawali
dengan ditegakkannya nilai-nilai hubungan social yang luhur seperti toleransi
dan pluralism.
e.
Dapat Menciptakan Perubahan
Konflik
dapat memberikan kontribusi untuk menciptakan perubahan dalam
masyarakat.Konflik merupakan kekuatan demi mencapai kemajuan. Konflik mampu
mendorong perubahan dalam suatu organisasi, sehingga pimpinan yang tidak cakap
akan digantikan oleh pimpinan yang lebih terampil.
f.
Bertentangan dengan Integrasi
Konflik
bertentangan dengan integrasi ( kesatupaduan ). Konflik dan integrasi berjalan
sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. Sebaliknya konflik yang tidak terkontrol dengan baik akan
menghasilkan atau menciptakan konflik social.
Faktor-faktor Penyebab Konflik
Secara umum factor penyebab konflik
ada 7 antaranya :
a.
Perbedaan antarindividu,
b.
Perbedaan kebudayaan,
c.
Perbedaan kepentingan,
d.
Situasi yang bertolak belakang atau kesenjangan,
e.
Perbedaan cara mencapai tujuan,
f.
Ketidaksamaan status, dan
g.
Adanya perubahan social yang cepat dan mendadak dalam
masyarakat.
a.
Perbedaan antarindividu
Merupakan perbedaan yang menyangkut
perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggan, dan
identitas seseorang.
Sebagai
contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi teman anda ingin belajar sambil
bernyanyi, karena menurut teman anda itu sangat mundukung.Kemudian timbul
amarah dalam diri anda.Sehingga terjadi konflik.
b.
Perbedaan Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk oleh
keluarga dan masyarakat .tidak semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma
yang sama. Apa yang dianggap baik oleh satu masyarakat belum tentu baik oleh
masyarakat lainnya.
Interaksi
sosial antarindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang berlawanan dapat
menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik.
c.
Perbedaan Kepentingan
Setiap kelompok maupun individu
memiliki kepentingan yang berbeda pula.Perbedaan kepentingan itu dapat
menimbulkan konflik diantara mereka.
Contoh
:perbedaan kepentingan dalam hal pengelolaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (
OSIS ). Ada yang tulus mengemban amanah sebagai pengurus OSIS dengan mengelola
organisasi sebaik-baiknya agar mampu memberi manfaat bagi warga sekolah dan
warga masyarakat sekitarnya.Namun, ada juga yang hanya ingin menadi pengurus
OSIS demi memperoleh popularitas atau dikenal oleh siswa lainnya. Bila
kepentingan tadi saling berbenturan maka akan menimbulkan konflik.
d.
Situasi yang Saling Bertolak
Belakang atau Kesenjangan
Kesenjangan
yang ada dalam masyarakat juga dapat menyebabkan konflik.Kesenjangan ekonomi,
misalnya, sudah berulang kali mengakibatkan konflik di berbagai
penjuru.Kesenjangan taraf hidup dan kesejahteraan antara segelintir kalangan
kaya dengan warga miskin memang sangat berpotensi menimbulkan konflik atau
kecemburuan social.
e.
Perbedaan Cara Mencapai Tujuan
Dalam
suatu kelompok atau masyarakat, anggota-anggotanya mungkin saja memiliki tujuan
yang sama. Namun, mereka belum tentu sepakat mengenai cara-car yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut.Tanpa adanya upaya untuk menyamakan persepsi,
ini pun bisa menimbulkan konflik.
Contoh
: dalam sebuah ujian, seluruh peserta didik sepakat bahwa mereka harus meraih
nilai yang baik. Namun, belum ada kesepakatan tentang cara mencapai tujuan
tersebut. Dalam keadaan demikian, sebagai peserta didik memilih untuk
mempersiapkan diri sebaik mungkin, mempelajari kisi-kisi materi ujian yang
diberikan oleh guru dan berlatih mengerjakan soal. Dalam saat yang sama,
mungkin juga ada peserta didik lainnya yang menghalalkan segala cara agar
memperoleh nilai bail, misalnya dengan mencontek, bahkan melakukan berbagai
bentuk kecurangan lainnya.
f.
Ketidaksamaan Status
Sebagaimana
halnya kesenjangan social, ketidaksamaan status juga dapat memicu terjadinya
konflik social. Terlebih bila status-status terhormat diduduki hanya oleh
individu-individu dengan latar belakang tertentu ( suku, agama, golongan )
saja. Hal mana dipastikan akan menimbulkan ketidakpuasan dari pihak-pihak lain
yang merasa diperlakukan tidak adil dan tak diberi kesempatan yang seimbang
untuk mencapai status terhormat.
g.
Perubahan Sosial
Perubahan
yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat dapat mengganggu
keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku, akibatnya konflik dapat
terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara harapan individu dengan
masyarakat.
Sebagai
contoh kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatny, sedangkan
kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan timbulah
konflik diantara mereka.
Bentuk-bentuk Konflik
Menurut Lewis A. Coser konflik
dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Konflik realistis berasal dari
kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem atau tuntutan yang terdapat
dalam hubungan sosial.
2. Konflik nonrealistis adalah konflik
yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonis(berlawanan),
melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan.
Berdasarkan kedua bentuk konflik
diatas Lewis A. Coser membedakannya lagi kedalam dua bentuk konflik berbeda,
yaitu :
·
Konflik In-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok
itu sendiri
·
Konflik Out-Group adlah konflik yang terjadi antara suatu
kelompok dengan kelompok lain.
Menurut Soerjono Soekanto konflik
dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :
·
Konflik atau pertentangan pribadi
·
Konflik atau pertentangan rasial
·
Konflik atau pertentangan antar kelas-kelas sosial
·
Konflik atau pertentangan politik
·
Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional
Berdasarkan Sifatnya :
·
Konflik destruktif, merupakan konflik yang muncul karena
adanya perasaan tidak senang , rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun
kelompok orang . Pada titik tertentu konflik ini dapat merusak atau
menghancurkan sebuah hubungan.
·
Konflik konstruktif, merupakan konflik yang bersifat
fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari
kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini menghasilkan
konsesus dari perbedaan pendapat menuju sebuah perbaikan.
Berdasrkan posisi pelaku yang
berkonflik
·
Konflik vertikal, konflik antar komponen masyarakat didalam
suatu struktur yang bersifat hirarkis
·
Konflik horisontal,konflik antara individu atau kelompok
yang memiliki kedudukan relatif sama.
·
Konflik diagonal, merupakan konflik yang terjadi karena
adanya ketidakadilan aloksi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga
menimbulkan pertentangan ekstrim, contoh konflik poso
Berdasarkan sifat pelaku yang
berkonflik
·
Konflik terbuka, merupakan konflik yang diketahui semua
pihak, contoh konflik antara Israel dengan Palestina
·
Konflik tertutup, konflik yang hanya diketahui oleh
orang-orang atau kelompok yang terlibat konflik
Berdasarkan konsentrasi aktivitas
Manusia di dalam masyarakat:
·
Konflik sosial, merupakan konflik yang terjadi akibat adanya
perbedaan kepentingan sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial
dibedakan menjadi dua,yaitu :
1.
Konflik
sosial vertikal : konflik yang terjadi antara masyarakat dengan negara.
2.
Konflik
sosial horisontal : konflik yang terjadi antar etnis, suku atau agama
·
Konflik Politik, yaitu konflik yang terjadi akibat terjadi
karena perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan
·
Konflik Ekonomi, konflik akibat adanya perebutan sumber daya
ekonomi dari pihak yang berkonflik.
·
Konflik Budaya, konflik akibat adanya perbedaan kepentingan
budaya dari pihak yang berkonflik.
·
Konflik Ideologi, konflik akibat perbedaan paham yang
diyakini oleh seseorang atau sekolompok orang , contoh konflik saat G30-S/PKI
Dari sudut psikologi sosial, Ursula
Lehr mengemukakan konflik sebagai berikut:
·
Konflik dengan orangtua
·
Konflik dengan anak-anak sendiri
·
Konflik dengan keluarga
·
Konflik dengan orang lain
·
Konflik dengan suami atau istri
·
Konflik disekolah
·
Konflik dalam pemilihan pekerjaan
·
Konflik agama
·
Konflik pribadi
Secara garis besar bentuk-bentuk konflik
adalah :
a.
Konflik Berdasarkan Cangkupannya
·
Konflik sosial vertikal : konflik yang terjadi antara
masyarakat dengan negara.
·
Konflik sosial horisontal : konflik yang terjadi antar
etnis, suku atau agama.
b.
Konflik Berdasarkan Subjeknya
·
Konflik Intrapersonal
Konflik
yang terjadi pada seseorang dengan dirinya sendiri atau dapat dikatakan sebagai
konflik batin.
·
Konflik Interpersonal
Konflik yang terjadi antara seseorang
dengan orang lain karena pertentangan kepentingan atau keinginan.
·
Konflik individu dengan kelompok
Konflik yang terjadi antara seseorang dan
satu kelompok karena pertentangan kepentingan atau keinginan.
·
Konflik antar kelompok
Konflik yang terjadi antara satu kelompok
dengan kelompok lain. Salah satu cirinya adalah melibatkan massa.
c.
Berdasarkan Dampaknya
·
Konflik destruktif,
merupakan
konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang , rasa benci dan dendam
dari seseorang ataupun kelompok orang . Pada titik tertentu konflik ini dapat merusak
atau menghancurkan sebuah hubungan.
·
Konflik konstruktif,
merupakan
konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan
pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik
ini menghasilkan konsesus dari perbedaan pendapat menuju sebuah perbaikan.
d.
Konflik Berdasarkan Skala Wilayahnya
·
Konflik Lokal
Konflik
yang terjadi antarindividu atau antarkelompok masyarakat dalam lingkup dan
skala wilayah relative sempit/
Contoh
: konflik warga desa A akibat ketidakmerataan pembagian raskin atau konflik
para simpatisan pada saat pemilihan calon ketua desa.
·
Konflik Nasional
Konflik
yang terjadi antarkelompok masyarakat yang berada dalam satu Negara. Konflik
nasional dapat dikatakan konflik yang melibatkan suku, agama, dan ras yang
berbeda , ataupun konflik pemerintah dan rakyat.
·
Konflik Internasional
Konflik
yang melibatkan dua Negara atau lebih yang biasanya dipicu oleh perebutan suatu
hal misalnya batas wilayah, kekayaan laut, masalah perdagangan, dan masalah HAM.
Dampak Sebuah Konflik
Dampak sebuah konflik memiliki 2
sisi yang berbeda yaitu dilihat dari segi positif dan dari segi negatif.
Segi positif dari konflik adalah
sebagai berikut:
1. Konflik dapat memperjelas
aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas di telaah.
2. Konflik memungkinkan adanya
penyesuaian kembali norma-norma, nila-nilai, serta hubungan-hubungan sosial
dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok.
3. Konflik meningkatkan solidaritas
sesama anggota kelompok yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
4. Konflik merupakan jalan untuk
mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok.
5. Konflik dapat membantu menghidupkan
kembali norma-norma lama dan menciptakan norma baru.
6. Konflik dapat berfungsi sebagai
sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam
masyarakat.
7. Konflik memunculkan sebuah kompromi
baru apabila pihak yang berkonflik berada dalam kekuatan yang seimbang.
Segi negatif dari konflik :
8. Keretakan hubungan antarindividu dan
persatuan kelompok.
9. Kerusakan harta benda dan hilangnya
nyawa manusia.
10. Berubahnya kepribadian para
individu.
11. Munculnya dominasi kelompok pemenang
atas kelompok yang kalah.
Teori-teori Konflik
1.
Teori Konflik Menurut Karl Marx
Karl
marx adalah seorang tokoh sosialis Jerman dan aktivis politik, mendefinisikan
konflik sebagai bentuk perjuangan kelas kaum buruh terhadap para pemilik modal.
2.
Teori Konflik Menurut George Simmel
George
simmel merupakan seorang filsuf dan sosiolog dari Jerman.Menurut George Simmel
konflik merupakan gejala yang tidak mungkin dihindari dalam masyarakat.Konflik
merupakan bentuk pertentangan antara superordinasi dan subordinasi, yaitu
antara kaum yang mendominasi dan kaum yang menunjukkan kenyataan dalam struktur
social. Konflik ini dapat muncul dalam proses sosialisasi.
3.
Teori Konflik Menurut Ralf
Dahrendorf
Ralf
Dahrendorf mendifinisikan konflik sebgai pertentangan antarkelompok masyarakat
yang dilatarbelakangi oleh kekuasaa, bukan perjuangan kelas.Intinya, terjadi
perebutan kekuasaan dalam kelompok atau antarkelompok untuk menghasilkan
perebutan social.Untuk dpat melakukan penguasaan dibutuhkan sebuah wewenang.Pihak-pihak
yang berwenang biasanya mereka yang memiliki status social tinggi.
KEKERASAN
·
Dalam KBBI kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan
seseorang atau kelompok yang menyebabakan cedera atau matinya orang lain, atau
menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.
·
Secara sosiologis kekerasan umumnya teradi saat individu
atau kelompok yang berinteraksi mengabaikan norma-norma dan nilai sosial dalam
mencapai tujuan masing-masing.Akibatnya terjadilah konflik yang bermuara
kekerasan.
Menurut Ahli :
a. Soejono Soekanto
Kekerasan adalah penggunaan kekuatan
fisik secara paksa terhadap orang atau benda.Sementara itu kekerasan social
adalah kekerasan yang dilakukan terhadap orang dan barang tersebut termasuk
dalam kategori social tertentu.
b. Robert Audi
Kekerasan adalah serangan atau
penyalahgunaan fisik terhadap seseorang.
c. Colombijn
Kekerasan adalah perilaku yang
meibatkan kekuatan fisik dan dimaksudkan untuk menyakiti, merusak, atau
melenyapkan seseorang atau sesuatu.
d. James B. Rule
Kekerasan merupakan manifestasi
naluri bersama atau gerakan naluri primitive yang menciptakan kondisi-kondisi
tindakan massa.
e. Kaplan dan Sadock
Kekerasan adalah suatu keadaan
dimana seseorang melakukan tindakan yyang dapat membahayakan secara fisik baik
terhadap diri sendiri atau orang lain.
Teori – teori tentang Kekerasan :
Menurut
Thomas santoso, terdapat 3 teori tentang kekerasan, yaitu :
1.
Teori Kekerasan sebagai tindakan
aktor(individu) atau kelompok
·
Manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaan,
seperti kelainan genetik atau fisiologis
2.
Teori Kekerasan Struktural
·
Kekerasan
bukan berasal dari orang tertentu melainkan terbentuk dalam suatu sistem
sosial.Para ahli memandang kekerasan tidak hanya dilakukan oleh aktor atau
kelompok semata melainkan dipengaruhi oleh suatu struktur.
3.
Teori Kekerasan sebagai kaitan
antara aktor dan struktural
Konflik merupakan sesuatu yang telah
ditentukan sehingga bersifat endemik bagi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu
ada 4 jenis kekerasan yang diidentifikasikan, yaitu :
a.
kekerasan
terbuka (yang dapat dilihat)
b.
kekerasan
tertutup (kekerasan tersembunyi, berupa ancaman)
c.
kekerasan
agresif (kekerasan yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu, penjambretan)
d.
kekerasan
defensif (kekerasan yang dilakukan untuk melindungi diri)
Salah satu bentuk kekerasan kolektif
yang akhir-akhir initerjadi adalah : terorisme.
Secara umum :
1.
Teori Agresi Frustrasi
Perilaku kekerasan terjadi sebagai
hasil akumulasi frustrasi yang terjadi apabila keinginan individu untuk
mencapai sesuatu gagal atau terhambat.
2.
Teori Belajar Sosial
Teori ini berasumsi bahwa individi
yang melakukan kekerasan karena telah mempelajarinya secara langsung ( melalui
pengalaman mengalami kekerasan atau melihat tindak kekerasan yang dilakukan
oleh orang dewasa ) ataupun menyaksikan tayangan kekerasan di media elektronik.
3.
Teori Eksistensial
Berasumsi bahwa kebutuhan-kebutuhan
dasar manusia tidak dapat dipenuhi melalui perilaku konstruktif maka individu
akan berupaya memenuhi melalui perilaku destruktif atau merusak, termasuk
kekerasan.
4.
Teori Individual
Berasumsi bahwa individu melakukan
kekerasan karena mempresepsikan suatu keuntungan bagi dirinya sendiri
sehubungan perilaku kekerasan yang dilakukannya.
5.
Teori Kekerasan Kolektif
Asumsi teori ini adalah bahwa
kekerasan kolektif ( kekerasa yang dilakukan secara bersama-sama ) disebabkan
oleh adanya perubahan yang dianggap akan mengancam kelestarian system nilai,
kepercayaan, identitas social, dan pranata dalam suatu komunitas atau kelompok.
6.
Teori Spiral Kekerasan
Teori ini dikemukakan oleh Dom
Helder Camara,menurutnya tindakan kekerasan dapat dikaitkan dengan kondisi
subhuman, yakni kondisi hidup dibawah standar layak sebagai manusia. Kondisi
subhuman yang dialami sebagian warga masyarakat akanmenciptakan ketegangan
terus-menerus dalam masyarakat sehingga mendorong munculnya kekerasan.
BENTUK-BENTUK KEKERASAN
A.
Berdasarkan Bentuknya
2)
Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik merupakan kekerasan yang kasatmata.Artinya,
siapa pun bisa melihatnya karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku dan
korbannya.
Contohnya : menganiaya, menusuk, memukul, hingga membunuh.
3)
Kekerasan Nonfisik
Kekerasan nonfisik merupakan jenis kekerasan tidak kasat
mata.Tidak kasatmata artinya tidak dapat langsung diketahui perilakunya apabila
tidak jeli memperhatikan.Kekerasan nonfisik mencangkup kekerasan verbal dan
kekerasan psikologis.
a)
Kekerasan Verbal
Kekerasan verbal dilakukan melalui kata-kata. Sebagai contoh
: membentak, memaki, menghina, menjuluki, meneriaki, memfitnah, menyebar
gossip, menuduh, menolak dengan kata-kata kasar, dan mempermalukan di depan
umum secara lisan.
b)
Kekerasan Psikologis
Kekerasan tipe ini dilakukan dengan cara memberikan tekanan
atau ancaman kepada korban. Kekerasan psikologis memiliki sasaran pada rohani
atau jiwa sehingga dapat mengurangi, bahkan menghilangkan kemampuan normal
jiwa.Contohnya : intimidasi, keboohongan, fitnah, tekanan, doktrin, memandang
penuh ancaman, mempermalukan, mendiamkan, mengucilkan, memandang dengan
merendahkan, mencibir, dan memelototi.
4)
Kekerasan Struktural
Kekerasan structural merupakan kekerasan yang dilakukan oleh
individu atau kelompok dengan menggunakan system, hokum, ekonomi, atau tata
kebiasaan yang ada dalam masyarakat.Sebagai contoh, dalam sejarah Indonesia
pemerintah colonial telah menciptakan berbagai kebijakan yang memberatkan
rakyat Indonesia. Kebijakan itu antara lain peraturan kerja rodi, tanam paksa,
dan pemberlakuan system monopoli.
5)
Kekerasan kultural
Kekerasan kultural atau kekerasan budaya adalah kekerasan
yang disebabkan oleh kultur ( budaya) suatu masyarakat. Sebagai contoh,
ideology yang terkandung dalam budaya masyarakat digunakan untuk melegitimasi (
membenarkan) tindakan kekerasan.
Contohnya, sebuah budaya membolehkan memukul seseorang yang
telah melanggar hokum adat dan melakukan pengucilan kepada anggota masyarakat
yang terbukti melakukan perzinaan.
B.
Berdasarkan Caranya
1)
Kekerasan Langsung ( Direct Violence
)
Kekerasan langsung merupakan kekerasan yang dilakukan dan
akibatnya dapat dilihat atau dirasakan secara langsung.Contoh kekerasan
langsung adalah pemukulan atau penganiayaan yang menyebabkan luka-luka pada
tubuh.
2)
Kekerasan Tidak Langsung ( Indirect
Violence )
Kekerasan yang tidak langsung dikenakan kepada individu
lain, tetapi menggunakan sebuah perantara dalam melakukannya. Dalam kekrasan
tidak langsung dapat pula terjadi kekerasan structural.Mengapa ?karena
menggunakan peraturan sebagai jalan melakukan tindakan kekerasan.
C.
Berdasarkan Subjeknya
1)
Kekerasan Individual
Kekeran individual merupakan kekerasan yang dilakukan
individu kepada individu atau kelompok lain. Bentuk kekerasan ini bisa langsung
dan tidak langsung.Contohnya, penganiayaan suami terhadap istri, penganiayaan
ibu terhadap anaknya, atau pemukulan majikan terhadap pembantu.
2)
Kekerasan kolektif
Kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang kepada
individu atau kelompok lain baik secara langsung amupun tidak langsung.
Kekerasan kolektif dapat berupa perkembangan dari kekerasan individual.Contoh,
pengeroyokan, tawuran pelajar, dan bentrok antaretnik.
Cara
Pengendalian Konflik dan Kekerasan
Secara umum, ada tiga macam bentuk
pengendalian konflik sosial, yaitu konsoliasi, mediasi dan arbitasi.
1. Konsoliasi
Dilakukan melalui lembaga-lembaga
tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di
antara pihak yang bertikai.
2. Mediasi
Dilakukan
apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai
mediator.
3. Arbitasi
Dilakukan
apabila kedua belah pihak sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima
hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk
menyelesaikan konflik.
4. Ajudication
Cara
penyelesaian konflik melalui pengadilan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan masukan komentar untuk memperkaya konten dari gubahanf from berikut ini : mari berbagi